Berakhirnya Polemik  Impor Beras

Diperlukakan sinkronisasi data untuk memastikan stok beras aman

Berakhirnya Polemik  Impor Beras
bulog

MONDAYREVIEW-Perbedaan pandangan terkait impor beras antara Dirut Bulog dan Menteri Perdagangan  mereda. Bahkan boleh dikata berakhir dengan klarifikasi kedua belah fihak. Menko Perekonomian Darmin Nasution memberikan penjelasan secara utuh dan runtut.

“Jadi maksudnya saya yang diributkan ada yang nggak setuju impor, enggak ada lagi keputusan impor setelah itu," ujar Darmin di Komplek Istana, Jakarta Pusat, sebagaimana dikutip detik.com  pada Kamis (20/9/2018). Keputusan impor itu dilakukan sebelum Budi Waseso menjadi Dirut Bulog.

Keputusan untuk melakukan impor beras sudah disepakati dalam rapat koordinasi yang melibatkan seluruh pihak terkait. Tidak ada lagi keputusan baru terkait impor beras setelah Maret 2018. Walaupun ada realisasi yang tertunda sebesar 400 ribu ton yang saat ini masih dalam proses pengiriman. Volume itu termasuk dari total kuota impor sebsar 2 juta ton yang telah disepakati.

Kebijakan impor ini didasarkan pada data yang menunjukkan bahwa stok beras nasional yang adda di gudang Bulog kurang dari 1 juta ton. Dengan serapan konsumsi masyarakat perbulan mencapai 2,3 juta – 2,4 juta ton. Angka aman stok Bulog dipatok sebesar 2 juta ton. Inilah dasar pertimbangan impor beras.  

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Dirut Bulog Budi Waseso memberikan pernyataan keras kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito. Saat ini Bulog tidak pernah mengajukan izin impor beras. Bulog bahkan menegaskan bahwa impor beras akan membebani Bulog dengan biaya gudang tambahan. Saat ini pesediaan beras di Bulog cukup memadai dan aman.

Sementara itu Pemerintah berupaya untuk menstabilkan harga beras yang dinilai masyarakat  masih terlalu tinggi. Kran impor pun dibuka. Terkait dengan penyimpanan Enggar menyatakan bahwa Pemerintah tidak mengurusi masalah gudang. Pernyataan inilah yang memicu pernyataan keras Dirut Bulog yang akrab dipanggil Buwas.

Dari polemik yang sempat terangkat media, ada beberapa data yang memerlukan sinkronisasi antara BPS, Bulog, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Data yang ditunjukkan Kementerian Pertanian menunjukkan keberhasilan panen pada angka 1,8 juta ton. Bulog menyerap tak kurang dari 800 ribu ton. Ini berarti 1 juta ton diserap masyarakat atau pasar di luar Bulog. (MTA)